Back

Tips Bertahan Menghadapi Ketidakpastian

Perkembangan zaman yang terjadi begitu cepat tanpa disadari menciptakan ketidakpastian. Apapun peristiwa yang terjadi di dunia ini bisa memberikan pengaruh yang signifikan dalam dunia bisnis. Contohnya pandemi yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 membuat perkenomian terguncang. Hal ini menyebabkan para pebisnis harus beradaptasi dengan cepat untuk menyelamatkan perusahaan. Akibatnya gelombang PHK khususnya di Indonesia menjadi tak terbendung.

Ketidakpastian juga bisa menghampiri Anda tanpa bisa menolaknya terutama dalam keseharian di tempat kerja. Seringkali Anda memiliki banyak waktu luang karena tidak terbebani dengan deadline, namun tiba-tiba berbagai tugas datang silih berganti dan menuntut untuk diselesaikan dengan cepat. Hal ini juga yang membuat Anda berpikir untuk bekerja melebihi waktu yang ditentukan dan berujung dengan kelelahan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi yang serba tidak pasti dalam dunia bisnis diasosiasikan dengan analisis VUCA dan mindfulness dianggap sebagai solusi yang dapat membantu kita berdamai dengan ketidakpastian dalam pekerjaan.

Apa itu Vuca

Teori Vuca lahir dari kebutuhan militer Amerika Serikat untuk mendeskripsikan dengan jelas kondisi geopolitik di Afganistan dan Irak setelah berakhirnya perang dingin. Tapi karena teori ini dinilai sangat efektif untuk menganalisis kebutuhan pengembangan bisnis maka banyak ahli dan profesional di dunia yang mengadopsi teori ini.

Vuca merupakan kependekan dari kata Volatilitas, Uncertainity, Complexity dan Ambiguitas. Kombinasi keempatnya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi dan situasi serta kesulitan yang sedang dan mungkin akan dialami oleh organisasi. Hal ini berkaitan erat dengan cara pandang kita saat menghadapi kondisi yang membutuhkan keputusan, merencanakan, mengelola risiko, mendorong perubahan, dan memecahkan masalah.

Dalam dunia kerja, VUCA dapat dimanfaatkan untuk menilai dan menggambarkan perilaku pekerja serta pengambil keputusan dalam sebuah perusahaan saat mendapati terjadinya kegagalan baik pada sistem, kebijakan maupun perilaku individu. Inilah yang membuat VUCA dirasa tepat untuk diterapkan dalam perusahaan karena dapat mendorong pemilik perusahaan dan pekerja dalam menghadapi dinamika terutama saat memasuki era digital.

Berikut ini kami jabarkan beberpa kondisi VUCA yang sering ditemui dalam dunia kerja:

Volatilitas

Volatilitas digambarkan sebagai suatu keadaan yang cenderung mudah berubah bahkan bisa meledak tanpa memberi pertanda terlebih dahulu. Kecepatan tinggi, dinamika perubahan yang rumit dalam organisasi modern dan pasar tempat bekerja, revolusi digital, persaingan global, serta konektivitas memberikan kontribusi pada tingkat volatilitas yang lebih tinggi. Di sisi lain, beberapa ahli mengatakan bahwa di balik bahaya kehadiran volatilitas, ia juga bisa membawa peluang jika kita bisa menganalisanya dengan baik.

Cara yang paling tepat untuk menghadapi volatilitas, adalah dengan menjadi fleksibel. Sebaiknya Anda proaktif untuk terus mengasah kemampuan, mencermati kemajuan zaman untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi sehingga bisa beradaptasi dengan lebih mudah. Hindari sikap keras kepala dan memaksakan pendirian karena mungkin saja hal tersebut sudah tidak lagi cocok dengan keadaan.

Uncertainty

Merupakan situasi di mana Anda sulit untuk membuat perkiraan terhadap peluang bisnis di masa datang. Dalam situasi yang tidak pasti, bisa jadi Anda akan kesulitan melihat peluang sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lebih menantang. Untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi, perkembangan zaman, Anda perlu membuat analisis pasar, analisis kompetitor, strategi yang digunakan, perkembangan tren serta perilaku konsumen saat ini.

Untuk menambah wawasan saat menganalisis, Anda dapat memanfaatkan perkembangan teknologi seperti menggunakan berbagai peralatan dan aplikasi terbaru, hingga mengamati tren melalui media sosial. Selain itu, brainstorming dengan kolega dan karyawan juga perlu Anda lakukan untuk menggali ide-ide baru, dan membantu mengurangi rasa takut akan ketidakpastian.

Complexity

Merupakan kerumitan yang akarnya berasal dari simpang siur ide, informasi dan sistem yang menyebabkan gangguan dan kekacauan dalam organisasi. Untuk mengatasi hal ini, pimpinan dapat membina koneksi langsung dengan setiap orang sehingga mengurangi hierarki yang rumit. Harapannya terjadi komunikasi yang baik, dan interaksi tukar menukar informasi jadi lebih mudah terutama untuk penyampaian ide dan saran. Cara ini dipandang mampu membangun ketahanan organisasi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul.

Ambiguitas

Ambiguitas merupakan kondisi di mana muncul banyak perbedaan penafsiran terhadap sesuatu dan ini bisa menimbulkan kekacauan. Kondisi ini membutuhkan peran pemimpin yang fokus untuk mencari penafsiran yang paling tepat lalu menjelaskannya. Survey dapat digunakan sebagai sarana menilai kesiapan perubahan dan dampaknya ada karyawan.

Mindfulness sebagai solusi menghadapi ketidakpastian VUCA

Tanpa disadari, rutinitas harian terkait pekerjaan akan memakan waktu lebih banyak dari kehidupan pribadi kita. Rutinitas dari pagi hingga malam dengan sederet pekerjaan utama, email, telepon, dan rapat menghabiskan porsi paling besar dalam keseharian. Seringkali kita bahkan tidak sempat memikirkan prioritas pekerjaan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Semua terjadi begitu saja, setiap hari, secara spontan.

Bekerja di lingkungan VUCA, membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi secara cepat dan efisien dengan perubahan. Setiap orang dituntut untuk menjadi lincah, cepat dan cekatan. Ya, inilah yang terjadi saat ini, segala hal terjadi dan berubah begitu cepat.

Lalu, bagaimana mindfulness bisa membantu Anda? Cobalah lakukan beberapa perubahan seperti di bawah ini. Perubahan ini dapat Anda lakukan setiap hari dan tidak memerlukan waktu lama.

1. Gunakan waktu pagi hari Anda untuk diri anda sendiri. Syukuri apa yang ada di depan Anda, habiskan sarapan Anda dengan tidak tergesa-gesa, rasakan kelezatannya, nikmati setiap gigitannya. Jauhkan ponsel dari meja makan agar Anda tidak tergoda untuk memainkannya. Dengan begini acara sarapan Anda bisa menjadi lebih singkat.

2. Ambil napas panjang sebelum keluar rumah. Lalu fokus pada perjalanan Anda. Jangan biarkan diri Anda memikirkan rencana kerja seharian. Lihat pemandangan jalanan di sekitar Anda dengan rileks. Pastikan Anda berangkat lebih awal agar tidak tergesa-gesa dan membuat otak Anda jadi tidak rileks. Hal ini bisa membuat Anda lebih siap bekerja ketika tiba di kantor.

3. Saat tiba di kantor, duduk di kursi Anda dan tariklah napas panjang beberapa kali. Fokuskan perhatian Anda pada aliran napas, dan buang jauh-jauh kekhawatiran akan pekerjaan yang akan Anda hadapi.

4. Anda bisa menyalakan komputer dan saat bersamaan mulai melakukan peregangan dengan mindfulness di kursi. Jangan langsung membuka email Anda tapi mulaillah menyusun prioritas pekerjaan.

5. Mulailah mengerjakan tugas yang ada dalam daftar prioritas Anda. Mengerjakan pekerjaan yang paling sulit terlebih dahulu saat pikiran masih segar akan membuat hari Anda lebih terkontrol. Setelah selesai, Anda bisa mulai membaca email-email yang masuk.

6. Jika Anda memiliki jadwal rapat, usahakan sudah mempersiapkan diri sebelum waktunya. Berjalanlah perlahan dengan mindfulness ke dalam ruangan rapat. Cara ini membuat pikiran Anda lebih tenang, dan ketenangan selanjutnya akan membuat peserta lebih bersedia untuk mendengarkannya.

7. Manfaatkan jam makan siang Anda untuk benar-benar makan. Anda dapat mencari tempat yang tenang untuk menikmati makanan dengan mindfulness sehingga dapat dicerna dengan baik. Tinggalkan ponsel Anda di meja kerja untuk menghindari godaan memeriksa email dan SMS saat dia makan.

8. Berikan perhatian penuh kepada rekan kerja saat berbicara dengan mereka. Sesekali ambil napas yang halus dan dalam. Aliran napas akan mengaktifkan respons relaksasi dan membuat Anda lebih tenang dan sabar.

9. Cobalah pulang tepat waktu daripada bekerja lembur. Apa yang Anda bisa capai dalam tiga jam pada larut malam bisa dilakukan dalam satu jam saat segar keesokan harinya.

10. Meninggalkan pekerjaan lebih awal, meskipun membuat Anda merasa bersalah, tetapi bisa membuat Anda bekerja lebih efisien pada keesokan harinya. Jadi tanamkan di pikiran Anda bahwa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu adalah prioritas karena akan membuat jadwal Anda lebih efisien keesokan harinya.

Ketahanan, kemampuan untuk mengelola kesulitan secara efektif, adalah kunci untuk mengelola VUCA di tempat kerja. Untuk memperoleh kunci ini, Anda dapat mencba melakukan latihan mindfulness dan rasakan perubahan pada kualitas hidup dan pekerjaan Anda yang lebih baik.

Lalu latihan mindfulness seperti apa yang bisa dilakukan di sela waktu bekerja? Cobalah berfokus pada salah satu indra Anda selama lebih dari beberapa menit dan perhatikan variasi pikiran, perasaan, sensasi tubuh, dan gangguan yang Anda alami. Latihan berikut ini adalah contoh, untuk durasi waktunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan Anda.

1. Pusatkan diri Anda (sekitar 20 detik).

Rasakan kaki Anda menyentuh tanah. Bayangkan kaki Anda berakar ke tanah seperti batang pohon, kokoh. Gunakan kaki Anda sebagai jangkar untuk mindfulness.

2. Akui apa yang sedang terjadi (sekitar 20 detik).

Sekarang fokuskan perhatian Anda pada semua yang terjadi, masuki setiap pikiran, suara, bau, dan sensasi tubuh Anda. Akui pengalaman Anda dan lepaskan tanpa menghakimi atau terlibat, hanya memperhatikan saat ini.

3. Ambil jeda penuh (sekitar 20 detik).

Sekarang fokuskan perhatian Anda pada napas. Rasakan aliran nafasnya saat Anda hirup dan hembuskan. Jika saat itu ada pikiran yang muncul, akui dengan hormat dan lepaskan.

Latihan ini terbilang sederhana tapi bukan berarti mudah. Namun sudah banyak orang menemukan bahwa hal ini membantu menciptakan ketenangan diantara jam-jam sibuk dan ideal untuk menemukan kembali fokus. Jika Anda tidak percaya diri melakukannya sendiri, Anda dapat mengajak rekan kerja untuk berlatih bersama.

Mindfulness adalah tentang menyadari efek emosional dari perubahan. Tapi apakah pelatihan saja cukup? Tentu saja tidak. Apabila Anda adalah seorang pemimpin, maka yang perlu dilakukan selain mempraktikkan mindfulness adalah dengan menjadi pendengar yang baik bagi bawahan Anda. Memberikan respons cepat dan menjadi tempat yang nyaman bagi bawahan Anda mengungkapkan frustrasi dan rasa tertekan dapat membantu karyawan Anda mencapai mindfulness.

Semoga dengan latihan mindfulness di atas dapat membuat Anda lebih siap menghadapi setiap kejadian yang datang baik itu positif atau negatif. Membebaskan diri Anda dari rasa khawatir yang berlebihan dan fokus untuk hari ini. Tapi semua hal di atas hanya akan menjadi teori tanpa adanya latihan. Sekarang Andalah yang memilih, lakukan pelatihan mindfulness secara bertahap dan miliki hidup yang lebih baik atau tetap stagnan dengan kehidupan Anda saat ini.