Back

Perbedaan Pendekatan Komunikasi Agresif dan Pasif

Saat menghadapi tekanan atau tantangan, setiap orang akan merasakan dan mengimplemantasikanya dengan cara yang berbeda. Kejadian yang menekan atau stressful bagi satu orang, bisa dirasakan sebagai situasi yang biasa saja bagi orang lain. Sama halnya dengan pekerjaan. Bagi beberapa orang, hari-hari kerja hanya berisikan tekanan, sedangkan bagi orang lain, hari kerja merupakan hari yang menyenangkan.

Bagaimana cara Anda berinteraksi dengan orang lain, biasanya dipengaruhi dari sebesar apa tekanan dalam diri Anda. Baik itu mengenai situasi yang sedang dialami atau yang baru akan dirasakan. Hal inilah yang membentuk pendekatan komunikasi Anda berjalan seperti sekarang ini.

Biasanya, Anda tidak menyadari bentuk pendekatan komunikasi bagaimana yang Anda jalani selama ini. Padahal, jika Anda mengetahuinya, Anda akan mudah membentuk komunikasi yang efektif dengan orang lain atau sebaliknya.

 

Mengetahui Perbedaan Pendekatan Komunikasi Agresif dan Pasif Agresif

Pendekatan komunikasi sebenarnya terbagi menjadi empat jenis. Sekarang, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai perbedaan pendekatan komunikasi agresif dan pasif-agresif.

 

Pendekatan Komunikasi Agresif

Individu yang menggunakan jenis pendekatan komunikasi agresif, seringkali terasa kasar dan mengontrol lawan bicaranya. Biasanya, pembicara yang agresif cenderung menggunakan kalimat,seperti “Anda harus…,” “Anda selalu…,” “Anda tidak pernah…,” “Anda bodoh,” “Siapa yang mengacaukan ini?” dan masih banyak lagi.

Pembicara yang agresif tidak menggunakan tutur bahasa yang halus. Perilaku umum yang ditunjukkan oleh pembicara yang menggunakan pendekatan agresif adalah sebagai berikut:

  1. Menyalahkan dan Menuduh

Saat menghadapi masalah, pembicara yang agresif akan mencari kesalahan orang lain dan fokus pada kesalahan tersebut dibandingkan mencari solusi.

  1. Bahasa Tubuh yang Mengintimidasi

Pembicara agresif menggunakan bahasa tubuh yang mengintimidasi dan mengancam, seperti menunjuk dengan jari, bergerak mendekat atau menggebrak meja.

  1. Menuntut dan Memerintah

Pembicara yang agresif seringkali memerintakah orang lain mengenai apa yang harus dilakukan. Ketika ingin meminta tolong, ia akan menuntut orang lain untuk membantunya.

  1. Meninggikan Suara

Biasanya dalam berkomunikasi akan meninggikan intonasi dan memperkeras suara.

  1. Bahasa Kasar

Pembicara yang agresif seringkali berfokus pada individu dibandingkan masalah, komentar yang diucapkan biasanya berupa umpatan kepada individu atau kata-kata kasar.

  1. Menggertak Verbal

Saat terjadi perbedaan pendapat, pembicara yang agresif akan mengubah proses percakapan menjadi suatu kompetisi dan mereka tidak mau mendengarkan. Selain itu, mereka akan menginterupsi lawan bicara, beragumen, atau menyerang lawan bicara secara verbal.

 

Pendekatan Komunikasi Pasif-Agresif

Pendekatan komunikasi pasif-agresif, yakni ketika seseorang berbicara dengan halus dan tidak langsung, tetapi memiliki makna ganda yang dapat menyakiti atau memanipulasi orang lain.

Biasanya, kalimat yang umum digunakan oleh pembicara dengan tipe pendekatan komunikasi ini adalah “Saya tahu itu tidak akan berhasil” atau “kapan terakhir anda membantu saya?” Sedangkan untuk perilaku yang sering dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Terlihat Setuju tetapi Sebenarnya Tidak

Pembicara menunjukkan bahwa mereka setuju, tetapi tindakan yang mengikut tidak menunjukkan dukungan atau komitmen. Ketika ditanya, mereka akan menjawab bahwa terjadi persetujuan hanyalah kesalahpahaman dari lawan bicara.

  1. Membicarakan di Belakang

Tidak menghadapi masalah secara langsung. Mengeluhkan masalah kepada orang lain dan dapat menimbulkan gosip.

  1. Sarkastik

Merendahkan orang lain dengan sarkasme atau nada yang mencemooh dan menyakitkan orang yang mendengarnya. Terkadang, berbentuk komunikasi nonverbalnya, seperti memutar bola mata, menggeleng atau menghela napas kesal.

  1. Perhitungan dan Menetapkan Kondisi

Bekerja sama dengan orang pasif-agresif akan memiliki batasan dan kondisi tertentu. Terkadang,jika mereka tidak suka, maka mereka akan mendiamkan anda atau tidak muncul saat dibutuhkan.

  1. Pesan Nonverbal Berkebalikan dengan Pesan Verbal

Ucapan yang disampaikan terasa positif, tetapi bahasa tubuh atau intonasi memberikan makna yang sebaliknya.

  1. Menahan Informasi maupun Ekspresi dari Orang Lain

Cenderung menyimpan informasi atau dukungan ketika orang lain membutuhkannya. Selain itu, menyimpan emosi mereka tanpa menyampaikan kepada lawan bicara secara langsung.

  1. Mengkritik setelah Fakta Terjadi

Melakukan second guessing setelah suatu hal terjadi. Biasanya, pembicara pasif-agresif akan merespon dengan apa yang menurut mereka harus dilakukan atau kesalahan yang Anda lakukan. Terkadang, mereka bahkan tidak memberi masukan saat Anda memintanya dan baru memberikannya setelah tindakan dilaksanakan.

Mengetahui pendekatan komunikasi, baik yang dimiliki diri sendiri ataupun orang lain dapat memberikan Anda gambaran tentang pemilihan strategi komunikasi yang efektif.