Back

5 Komponen Untuk Membangun Kebiasaan Coaching

Beberapa tahun terakhir, gaya kepemimpinan coaching telah menjadi hal yang dilirik oleh perusahaan di dunia. Coaching adalah jawaban atas keinginan banyak karyawan untuk memiliki pemimpin dengan karakteristik “people oriented”.

Daniel Goleman, seorang psikolog dan jurnalis banyak menulis tentang coaching dan bagaimana itu penting untuk dilakukan. Dalam buku Primal Leadership yang diterbitkan pada 2002, Daniel mengatakan bahwa Coaching Leadership merupakan gaya kepemimpinan yang membawa  harmoni dan hal-hal positif. Menurutnya gaya  Coaching Leadership ini dapat membuat  karakter seorang pemimpin menjadi lebih banyak mendengarkan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan para karyawannya, mendorong, serta dapat mendelegasikan pekerjaan. Dengan kata lain, coaching dapat membantu karyawan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mengembangkan kompetensi dan meningkatkan kinerja.

Pada kesempatan yang berbeda, Daniel menulis sebuah artikel di Harvard Business Review yang menyatakan bahwa diantara banyak gaya kepemimpinan, coaching adalah salah satu yang menunjukkan dampak positif terhadap kinerja. Tetapi coaching juga merupakan gaya kepemimpinan yang pada akhirnya  jarang digunakan, dikarenakan kebanyakan pemimpin merasa tidak memiliki waktu untuk mengajarkan dan membantu anggota tim untuk tumbuh.

Padahal penerapan coaching dalam lingkungan pekerjaan setiap harinya dapat membantu mengidentifikasi dan mendapatkan solusi atas memecahkan lingkaran masalah yang sering mengganggu di tempat kerja.  Karena pada dasarnya, esensi dari coaching adalah untuk membantu orang lain dan membuka potensi yang mereka miliki.

Berikut ini adalah  tiga lingkaran masalah yang biasanya dapat Anda temui di tempat kerja:

  1. Circle #1: creating overdependence

Dalam menunaikan tugas dan saat menemui masalah, ada kemungkinan anggota tim akan bergantung penuh pada bantuan Anda. Hal ini mungkin terjadi karena begitu seringnya Anda terjun langsung untuk menyelesaikan masalah. Hadirnya  coaching dapat membantu tim Anda menjadi lebih mandiri dan mengurangi kebutuhan Anda untuk turun tangan serta membantu.

  1. Circle #2: getting overwhelmed

Pekerjaan sebagai seorang pemimpin tentu saja tidak sedikit dan membutuhkan konsentrasi penuh untuk menyelesaikannya. Namun yang banyak terjadi adalah pekerjaan Anda bertambah karena keharusan membantu pekerjaan orang lain yang seharusnya mampu mereka kerjakan sendiri. Membangun kebiasaan coaching dapat membantu Anda  kembali pada fokus utama dan membuat anggota tim Anda lebih mandiri. Coaching  dapat membantu Anda membagi waktu, energi, serta sumber daya dalam memecahkan tantangan.

  1. Circle #3: becoming disconnected

Individu dapat merasa kurang termotivasi ketika perlu mengerjakan banyak tugas tanpa adanya tujuan yang jelas dan bermakna. Dengan melakukan coaching dapat memberikan makna terhadap tugas yang dikerjakan dan mendorong individu untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Tidak hanya itu, coaching juga dapat membantu individu belajar dari pengalaman serta meningkatkan potensi mereka.

3 lingkaran masalah ini tanpa Anda sadari telah menjerat dan hadir dalam keseharian Anda. Lalu bagaimana caranya agar Anda dapat melepaskan diri dari lingkaran masalah ini? Mau tidak mau, Anda harus mengubah kebiasaan Anda dan membangun kebiasaan coaching yang efektif. Salah satu hal penting yang perlu Anda jadikan kebiasaan untuk bisa menjalankan coaching yang efektif adalah mengurangi  aktivitas memberikan jawaban atau masukan dan lebih banyak bertanya.

Untuk bisa membangun kebiasaan baru yang efektif, Anda memerlukan 5 komponen penting, yaitu:

  1. Reason – Alasan mengapa kebiasaan tersebut penting:

Satu-satunya hal yang bisa meyakinkan Anda untuk mengubah cara bekerja adalah alasan mengapa kebiasaan tersebut penting dan apa untungnya jika Anda melakukan dengan cara baru. Jadi, segera analisis alasan Anda, lalu tuliskan. Buatlah komitmen  untuk diri Anda dan karyawan apalagi yang berhubungan dengan melayani orang lain. Pikirkan kebiasaan baru yang dapat membantu orang yang Anda pedulikan.

  1. Trigger – Ketahui pemicu Anda

Jika Anda tidak mengetahui apa pemicu terjadinya perilaku Anda yang sebelumnya, maka Anda tidak dapat mengubahnya karena perilaku tersebut sudah Anda lakukan sebelum Anda sadari. Semakin Anda spesifik dalam mendefinisikan kondisi pemicu, semakin mungkin Anda berhenti sebelum melakukannya.

  1. Double-S: Short & Specific – Definiskan secara singkat dan spesifik

Apabila Anda mendefinisikan kebiasaan baru dengan cara yang abstrak dan tidak jelas serta terlalu panjang atau lama untuk dilakukan, otak akan mencari cara untuk mencari jalan pintas atau melakukan perilaku lain. Agar dapat bekerja secara efektif, kebiasaan baru perlu didefinisikan dengan singkat dan spesifik. Definisikan kebiasaan baru sebagai micro-habit yang hanya memerlukan 6 detik untuk diselesaikan. Perjelas satu atau dua langkah awal dapat memandu kepada kebiasaan yang lebih besar.

  1. Practice deeply – Berlatih terus

Untuk menjadi lebih efektif, Anda perlu terus melatihnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melatih ulang potongan-potongan kecil dari suatu tindakan besar, kemudian dilakukan secara berulang kali, dan menyadari serta mengakui ketika kebiasaan baru berjalan dengan baik.

  1. Plan how to get back on track – Buat rencana untuk kembali ke jalur

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, ketika Anda terlewat satu hari saat membangun kebiasaan baru, itu adalah hal yang normal terjadi. Jangan berkecil hati, yang paling penting adalah mengetahui apa yang perlu dilakukan ketika hal ini terjadi. Bangunlah sistem yang tangguh dalam diri Anda saat membangun kebiasaan baru, sehingga ketika terjadi suatu kesalahan atau kegagalan, langkah berikut yang Anda ambil adalah bangkit kembali dan terus mencoba.

Demikian pengenalan awal mengenai coaching. 5 komponen untuk membangun kebiasaan coaching ini bisa Anda coba terapkan. Langkah selanjutnya adalah mengenal apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat coaching menjadi efektif. Untuk informasi ini akan kami sajikan pada artikel selanjutnya.