Back

4 Perilaku Nonverbal untuk Menjadi Pendengar yang Efektif

Memperhatikan pembicara dengan penuh fokus dan konsentrasi memang menjadi cara utama untuk menjadi pendengar yang baik. Akan tetapi, hal tersebut masih belum cukup untuk menjadi pendengar yang efektif.

Bahasa tubuh ataupun perilaku non-verbal yang Anda tunjukkan sebagai pendengar, akan sangat memengaruhi keberlangsungan komunikasi. Anda sebagai pendengar punya andil untuk membuat proses komunikasi berlangsung nyaman dan lancar. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui perilaku nonverbal apa saja yang harus dibuat saat berada dalam percakapan.

3 Komponen Penyampaian Pesan

Biasanya, pembicara menyampaikan pesan melalui tiga komponen, yaitu kata-kata, intonasi suara dan bahasa tubuh. Komponen-komponen ini perlu Anda perhatikan agar dapat ikut serta dalam memosisikan diri sebagai pendengar yang menerima pesan.

  1. Kata-kata

Merupakan komponen verbal atau kata-kata berisi pesan yang disampaikan oleh pembicara.

  1. Intonasi Suara

Intonasi suara yang digunakan oleh pembicara dapat mempengaruhi makna dari pesan atau kalimat yang diucapkan. Berbeda dengan volume yang mengatur keras dan pelan suara. Intonasi dapat mempengaruhi tingkat ketulusan seseorang saat berbicara.

  1. Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh merupakan komponen nonverbal yang menunjukkan bagaimana pesan itu disampaikan maupun diterima oleh pembicara dan pendengar. Bahasa nonverbal biasanya berupa gerak tubuh, seperti gestur, kontak mata, ekspresi, dan postur tubuh. Komponen nonverbal ini dapat menunjukkan minat seseorang terhadap percakapan. Siapapun dapat mengetahuinya hanya dengan melihat bahasa tubuh yang orang lain gunakan.

Biasanya individu menggunakan beragam jenis komunikasi yang berbeda saat menyampaikan pesan mereka. Satu kalimat yang sama ketika disampaikan dengan intonasi atau ekspresi wajah yang berbeda dapat memiliki makna pesan yang berbeda pula.

Ketika Anda melakukan komunikasi melalui telepon, seringkali terasa lebih sulit untuk memahami lawan bicara. Itu karena Anda tidak dapat melihat secara langsung bahasa tubuh yang orang tersebut gunakan. Padahal, bahasa nonverbal sangat dibutuhkan untuk membantu memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh lawan bicara.

Begitupun sebaliknya. Pembicara akan lebih mudah melihat minat dan keseriusan Anda terhadap percakapan dengan memperhatikan perilaku nonverbal yang Anda gunakan. Maka dari itu, Anda harus memperhatikan bahasa tubuh atau perilaku nonverbal. Tujuannya agar komunikasi yang terjadi di antara kalian bisa berjalan lancar dan efektif.

Mendengarkan secara Penuh

Agar dapat mendengarkan secara aktif, maka Anda perlu fokus dan memperhatikan pembicara dengan saksama. Kebanyakan orang akan mengetahui apakah lawan bicara mereka benar-benar memperhatikan atau hanya berpura-pura mendengarkan. Biasanya akan terlihat dari tatapan mata yang melamun atau jawaban otomatis.

Pembicara yang menyadari bahwa pendengarnya hanya berpura-pura mendengarkan, maka ia akan berhenti berbicara, lalu pergi dengan kecewa dan kesal. Terkadang ada juga beberapa pembicara yang malah akan terus berbicara tanpa henti sambil berusaha mengisi kekosongan dari pihak pendengar.

Kedua hal ini menyebabkan alur percakapan terganggu dan proses komunikasi dua arah pun terhenti. Karena itulah, penting bagi Anda untuk menjadi pendengar yang efektif dengan menunjukkan perilaku nonverbal, seperti berikut ini:

  1. Kontak mata

Selalu jaga kontak mata Anda dengan pembicara. Ini menandakan jika Anda menaruh minat dan perhatian terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara.

  1. Ekspresi Wajah yang Tulus

Buatlah ekspresi wajah yang tulus. Perilaku ini hanya dapat muncul, jika Anda benar-benar tulus untuk mendengarkan pembicara.

  1. Bahasa Tubuh yang Terbuka

Bahasa tubuh yang terbuka, contohnya dengan tidak menyilangkan tangan dan kaki. Itu tanda jika sebenarnya Anda tidak tertarik dengan percakapan atau menolak kehadiran pembicara. Anda juga harus sedikit mencondongkan badan agar terlihat mau mendengarkan ucapan pembicara.

  1. Intonasi yang Mendorong dan Tidak Menghakimi

Jangan gunakan intonasi suara yang terlihat menghakimi atau menyalahkan, misalnya, intonasi tinggi dan menekan.

Berkomunikasi butuh energi yang banyak. Jangan buang sia-sia, baik itu energi pembicara maupun Anda sendiri dengan tidak menjadi pendengar yang efektif. Cobalah empat perilaku nonverbal di atas agar komunikasi berjalan dengan dua arah dan pesan dapat tersampaikan dengan baik.