Back

4 Jenis Asumsi dalam Komunikasi

Terkadang, kita dapat berpikir dan berbicara hanya melalui asumsi tanpa adanya bukti. Asumsi tidak sepenuhnya negatif karena bisa digunakan untuk merancang komunikasi. Asumsi sendiri terbagi ke dalam empat jenis yang berbeda, tergantung dari cara pemikiran maupun penggunaannya.

Apa itu Asumsi?

Asumsi merupakan suatu keyakinan bahwa sesuatu itu benar meski tanpa adanya bukti. Bisa pula berbentuk keyakinan bahwa seseorang akan melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sebelum orang tersebut bertindak sama sekali.

Tidak selamanya asumsi itu berbentuk negatif. Sebuah asumsi dapat membantu Anda memproses stimulusatau rangsangan. Dapat pula digunakan untuk mengumpulkan informasi dan memahami dengan baik apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Asumsi pun dapat membantu mengantisipasi suatu situasi yang bermasalah dan membuat Anda siap untuk merencanakan cara menghadapinya.

Meski begitu, ketika Anda bertindak hanya berdasarkan asumsi semata, maka dapat memberikan dampak buruk bagi diri anda maupun bagi orang lain. Itu terjadi karena asumsi dapat menimbulkan kesalahpahaman dan membuat hubungan menjadi renggang.

Jenis-Jenis Asumsi dalam Komunikasi

Asumsi tidak hanya terjadi dalam pikiran atau bayangan seseorang. Akan tetapi, asumsi dapat menjelma sebagai bentuk komunikasi. Asumsi terbagi ke dalam empat jenis yang berbeda. Biasanya, setiap orang memiliki kecenderungan terhadap salah satu atau beberapa jenis asumsi di bawah ini. Berikut ini penjelasannya:

  1. Jumping to Conclusion

Jenis asumsi yang pertama adalah Jumping to Conclusion. Asumsi ini membuat Anda berkeyakinan bahwa Anda mengetahui apa yang akan dikatakan seseorang mengenai sesuatu, bahkan sebelum Anda mengetahui keseluruhan dari situasi.

Biasanya, jenis asumsi ini ditandai dengan menyelesaikan kalimat seseorang atau menginterupsi sebelum pesan selesai disampaikan. Bisa juga dengan tidak mendengarkan orang yang berbicara, jika orang tersebut tidak Anda sukai atau menolak sebuah ide baru sebelum mendengarkan alasannya.

  1. Focusing on Intention

Focusing on Intention adalah jenis asumsi kedua. Saat melakukan suatu tindakan,  tentunya setiap orang memiliki niatan dibalik tindakan tersebut. Akan tetapi, hal yang dapat kita lihat hanyalah tindakan itu sendiri. Sedangkan niat orang tersebut tidak ada yang tahu.

Maka dari itu, seringkali orang membuat asumsi mengenai niatan seseorang atas tindakan mereka. Biasanya, hasil asumsi itu berupa keyakinan atau anggapan yang negatif. Hal ini menyebabkan Anda menginterpertasikan tindakan seseorang sebagai suatu niatan buruk. Ini pula yang membuat Anda sering kali berpikiran negatif terhadap orang lain, terlebih lagi jika orang tersebut tidak Anda sukai.

  1. Thinking You Know Best

Jenis asumsi satu ini bernama Thinking You Know Best. Asumsi satu ini yang sering membuat Anda dicap sebagai orang yang Egois. Anda berasumsi bahwa Anda mengetahui pilihan yang terbaik bagi semua orang. Alhasil, Anda langsung mengambil keputusan bagi orang lain tanpa memastikannya terlebih dahulu dengan orang yang bersangkutan.

  1. Stereotyping

Jenis Asumsi yang terakhir adalah Stereotyping. Sesuai dengan makna namanya, Anda akan berasumsi bahwa semua orang dari suatu kelompok tertentu akan memiliki perilaku dan cara berpikir yang sama dengan kelompoknya. Intinya adalah menyamaratakan seseorang yang berada dalam satu kelompok yang sama.

Itulah empat jenis asumsi yang terjadi dalam proses komunikasi. Dari keempat jenis asumsi yang umum dilakukan oleh orang-orang, sudah sepantasnya Anda memahami kebiasaan berasumsi diri anda sendiri. Tujuannya agar dapat menjaga komunikasi yang Anda lakukan dengan orang lain.