Back

4 Cara Pendengar Mengklarifikasi Pesan

Saat mendengarkan suatu pesan, Anda perlu memeriksa kembali, apakah pemahaman Anda sudah sejalan dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pembicara. Hindari berasumsi bahwa Anda sudah mengerti agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran.

Ada empat keterampilan yang bisa Anda gunakan untuk mengklarifikasi pesan:

  1. Reflecting Feelings: Memahami Emosi dari Pembicara

Cobalah untuk merefleksikan perasaan dengan memahami emosi pembicara yang tersampaikan dalam pesan. Anda dapat melakukannya dengan cara berikut:

  • Ucapkan emosi yang Anda dapatkan dari pesan
  • Gunakan kata “Anda”” karena pesan berasal dari pembicara, bukan dari Anda
  • Sampaikan dengan nada suara naik di akhir kalimat agar terdengar seperti pertanyaan, atau bisa anda tambahkan dengan kata “benar?” di akhir kalimat.

Contoh: Anda pasti sangat kecewa dengan hal tersebut, benar kan?

Jawaban pembicara terhadap refleksi perasaan yang Anda buat, dapat mengklarifikasi, apakah Anda sudah memahami maksud dari pesan dengan benar atau belum.

 

  1. Parafrase: Memahami konten atau Isi dari Pesan

Parafrase, yaitu ketika Anda mengulang gagasan utama dari pesan yang disampaikan. Tujuannya, tentu saja untuk memeriksa atau mengklarifikasi pemahaman Anda terhadap makna dari pesan.

Parafrase disusun dengan menggunakan kalimat Anda sendiri dan bukan berupa kalimat yang sama persis dengan ucapan pembicara. Parafrase ini mirip dengan merefleksikan perasaan, tetapi tujuan yang agak berbeda. Tujuannya, yaitu untuk mendapatkan inti dari pesan.

Anda bisa memulai kalimat dengan kata pembuka yang menunjukkan kepada pembicara bahwa Anda ingin mengklarifikasi pemahaman yang sudah Anda dapatkan, misalkan:

  • Jadi maksud Anda adalah…
  • Dengan kata lain…
  • Apa yang Anda maksud adalah…
  • Jika pemahaman saya benar…

Parafrase membuat Anda mengetahui, apakah pemahaman Anda hanya sebatas asumsi atau memang benar-benar memahami pesan yang diterima. Anda perlu membuat nada suara yang lebih tinggi di akhir agar mirip seperti kalimat tanya. Bisa juga dengan menambahkan kata “benar?”, sehingga pembicara paham bahwa Anda sedang mencoba mengklarifikasi pemahaman.

 

  1. Reflective Paraphrasing: Kombinasi Keduanya

Reflective paraphrasing adalah kombinasi dari merefleksikan perasaan dan melakukan parafrase. Anda akan memeriksa kembali, emosi serta konten yang disampaikan untuk mengklarifikasi pemahaman terhadap pesan. Anda dapat mengidentifikasi emosi dan menyusunnya dengan kalimat sendiri.

 

  1. Berbagi Contoh yang Relevan

Berbagi contoh yang relevan adalah saat Anda memberikan contoh situasi yang sejalan dengan inti yang disampaikan oleh pembicara. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada pembicara bahwa Anda memahami apa yang disampaikan.

Akan tetapi, hal ini hanya dapat digunakan pada situasi khusus dan perlu dilakukan dengan tepat. Agar dapat melakukan keterampilan ini, Anda harus terlebih dahulu mendengar keseluruhan cerita dari pembicara, dan memiliki contoh pengalaman pribadi yang relevan. Jika dua hal tersebut tidak terpenuhi, maka sebaiknya Anda tidak menggunakan keterampilan ini.

Ada tiga tahap yang harus dilakukan, jika Anda menemukan situasi yang tepat untuk melakukannya keterampilan ini:

  1. Buatlah pernyataan yang menghubungkan pembicara dengan Anda. Contohnya, “Situasi Anda terdengar serupa dengan apa yang saya alami.”
  2. Ceritakan kisah yang berhubungan tersebut dengan sangat singkat. Langsung pada inti tanpa basa-basi.
  3. Buatlah kalimat yang menghubungkan Anda kembali dengan pembicara.“ Contohnya: Mirip dengan pengalaman Anda bukan?”

Itulah yang perlu Anda untuk mengklarifikasi pesan yang disampaikan oleh pembicara. Pemahaman yang benar akan pesan tersebut, akan membuat komunikasi berjalan dengan baik, efektif dan menyenangkan.