4 Cara Memahami Pesan Lebih Dalam
Pendengar yang baik adalah pendengar yang mampu mengerti dan memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara. Anda mungkin mengerti pesan yang diberikan hanya dengan mendengarkannya sekilas. Akan tetapi, hal tersebut belum tentu membuat Anda dapat memahaminya dengan lebih dalam.
Memahami pesan lebih dalam dan menyeluruh akan membuat komunikasi berjalan efektif. Tidak akan ada pesan yang terlewat, apalagi sampai salah ditafsirkan. Maka dari itu, perlu mengetahui keterampilan untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap pesan yang disampaikan.
Keterampilan untuk Memahami Pesan Lebih Dalam
Pendengar yang efektif akan menggunakan empat keterampilan berikut ini yang membantu mereka untuk fokus dalam memahami pesan:
- Door Openers: Izinkan Pembicara Masuk
Door openers menjadi tanda atau sinyal yang digunakan oleh pendengar. Sinyal ini bermaksud untuk memberitahu pembicara agar dapat menjelaskan dan mengelaborasi pesan mereka.
Door openers juga dimaksudkan agar pembicara dapat terus berbicara, tanpa perlu khawatir tentang cara mereka menyampaikan pesan, ataupun mengkhawatirkan pendengar. Door openers terbagi menjadi dua, yaitu door openers nonverbal dan verbal.
Door Openers Nonverbal
Door Openers nonverbal, yaitu sinyal yang berbentuk bahasa tubuh. Ciri-cirinya:
- Mengangguk untuk menunjukkan bahwa Anda memahami pesan
- Memberikan senyuman tulus pada pesan yang bersemangat
- Menunjukkan ketertarikan
- Menunjukkan kekhawatiran pada pesan serius
- Menghadap kepada pembicara
- Sedikit mendekat ke arah pembicara
- Memberikan kontak mata yang tenang
- Menunjukkan ekspresi sabar dalam diam
Saat pembicara menyampaikan pesan yang serius, mereka akan menyampaikannya dengan lebih hati-hati. Maka dari itu, Anda perlu menunjukkan tanda-tanda nonverbal untuk membuat pembicara merasa aman dan nyaman.
Pembicara mungkin akan diam sejenak sebelum melanjutkan pembicaraan. Anda perlu bersabar atau berikan tanda bahwa mereka dapat melanjutkan percakapan tanpa perlu terburu-buru.
Anda perlu menjadi tulus untuk dapat melakukan door openers nonverbal yang efektif. Ekspresi wajah perlu menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan dan ingin mendengar pesan.
Door Openers Verbal
Sesuai dengan namanya, Door openers verbal ditandai dengan penggunaan kata-kata. Biasanya dapat berupa gumaman dan ucapan, “ya”, “oh”, atau “wow.” Ucapan ini dapat memberi sinyal kepada pembicara bahwa Anda sedang mendengarkan pesan dan menantikan lanjutannya.
Saat menggunakan door openers verbal, intonasi suara adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Intonasi yang Anda buat harus terdengar penasaran, tertarik, sabar, dan tidak menghakimi.
- Echoing: Ucapkan Lagi
Echoing dimaksudkan untuk mengulang kata kunci atau kalimat dari pesan yang disampaikan. Ini sebagai cara agar Anda bisa memahami pesan dengan lebih baik. Terdapat dua tahap dalam melakukan echoing.
Tahap pertama adalah mengulang kata kunci. Gunakan kata-kata yang digunakan oleh pembicara. Tahap kedua, tunggulah dengan sabar. Terkadang pembicara dapat menjawab dengan cepat, namun sering juga mereka akan berdiam sejenak untuk menyampaikan apa yang sebenarnya ingin disampaikan.
- Probing: Gali Lebih Dalam
Pertanyaan biasanya terbagi menjadi dua, yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Jika Anda melemparkan pertanyaan tertutup, maka Anda akan mendapatkan jawaban yang singkat dan jelas. Sedangkan pertanyaan terbuka dapat memberikan Anda informasi, penjelasan, dan ekspresi dari pikiran serta perasaan pembicara.
Contohnya pertanyaan terbuka:
Ketika Anda bertanya “Apa pendapat Anda yang sekiranya bisa menyelesaikan masalah ini?” Maka pembicara akan mampu memberikan jawaban panjang dan lebih jelas terhadap masalah yang dihadapi.
Ketika Anda memberikan pertanyaan terbuka, hal ini disebut sebagai probing, yaitu memberikan pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam dari pesan yang disampaikan. Supaya Anda bisa melakukan probing secara efektif, coba lakukan tiga tips berikut ini:
- Memberikan pertanyaan terbuka. Bisa dengan menggunakan pertanyaan yang dimulai dengan “what,” “how,” “why,” “jelaskan,” “deskripsikan,” “beritahu,” dan seterusnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai Anda memberikan terlalu banyak pertanyaan. Sampaikan satu pertanyaan pada satu waktu.
- Berikan ruang pada pembicara. Pastikan pertanyaan Anda tidak membuat pembicara merasa kewalahan. Jangan mengantisipasi jawaban dari pembicara, berikan mereka kebebasan dalam menunjukkan pikirannya sendiri. Hindari pertanyaan yang membawa pembicara ke satu jawaban tertentu.
- Gunakan intonasi yang tidak menghakimi. Buatlah pembicara merasa nyaman untuk menyampaikan pendapat, informasi, dan mendalami masalah.
- Memeriksa Subjek: Pastikan Anda Paham
Memeriksa subjek, yaitu mengklarifikasi detail dari topik atau subjek yang sedang dibahas oleh pembicara. Cara ini membuat Anda bisa mengikuti alur pesan tanpa pikiran teralihkan atau merasa bingung.
Anda bisa menjadi pendengar yang aktif meskipun berhadapan dengan topik yang membingungkan. Coba lakukan beberapa cara ini agar Anda bisa menyimak dan memahami lebih dalam mengenai pesan yang sedang disampaikan.
- Saat pembicara berhenti sejenak, langsung bertanya untuk mengklarifikasi. Jangan biarkan pembicara melanjutkan sebelum Anda memahaminya dengan jelas. Beritahu bahwa Anda belum memahami topik atau subjek yang dimaksud.
- Gunakan intonasi yang tidak menghakimi bahwa Anda belum memahami subjek.
- Dengan memeriksa subjek, Anda dapat mengembalikan pembicara agar kembali ke subjek utama apabila ia keluar dari topik.
- Anda bisa meyakinkan pembicara bahwa Anda mendengarkan pesan yang disampaikan.
Jika Anda tidak berbicara saat topik mulai tidak jelas, maka Anda akan kesulitan dalam memahami pesan yang disampaikan. Jadi, jangan ragu untuk mengklarifikasi atau meminta pembicara memperjelas pesannya.
Terapkan keempat cara di atas untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Jadilah pendengar yang terampil agar komunikasi berjalan efektif.