3 Model Pengambilan Keputusan Dalam Berkomunikasi Secara Etis
Komunikasi dan pengambilan keputusan adalah dua fungsi yang saling berhubungan. Keputusan selalu perlu dikomunikasikan pada seluruh forum komunikasi di dalam organisasi. Dalam situasi pengambilan keputusan kelompok, pemimpin juga perlu berkomunikasi dengan setiap orang selama proses pengambilan keputusan. Terdapat 3 model pengambilan keputusan, yaitu:
- Rational atau Classical Model
Pada model ini pengambil keputusan akan memilih pilihan terbaik untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dari beberapa alternatif yang ada. Untuk memandu pengambilan keputusan, informasi dikumpulkan untuk membantu mengevaluasi dan membandingkan setiap alternatif. Jika dilakukan secara sistematis, semua alternatif akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa terpilih.
Metode ini mendorong proses komunikasi yang terbuka. Perilaku komunikasi yang etis didorong pada situasi ini, serta perilaku tidak etis akan lebih sulit untuk ditutupi. Tetapi pendekatan ini menghabiskan banyak waktu dan biaya, juga membutuhkan bagi pengambil keputusan untuk mengidentifikasi tujuan yang tepat dan memiliki informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil.
- Behavioral Model
Model ini mengidentifikasi satu alternatif pada satu waktu dan memilih alternatif yang paling pertama diidentifikasi dan dianggap memuaskan. Model ini tidak memerlukan jumlah masukan komunikasi yang sama dengan rational, karena proses komunikasi hanya terjadi pada saat memeriksa satu alternatif pada satu waktu. Kekurangan dari model ini adalah, jika ada individu yang tidak etis yang terlibat, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk menutupi informasi tersebut. Dalam mengaplikasikan model ini perlu mempertimbangkan bahwa terdapat kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang tidak etis dan proses komunikasi yang tidak adil.
- Retroactive Model
Pada model ini, pengambil keputusan akan memilih sebuah alternatif yang paling memuaskan pada proses awal pengambilan keputusan. Kemudian ia akan membandingkan setiap alternatif lainnya dengan pilihan tersebut, bertujuan untuk membuktikan bahwa pilihan tersebut adalah pilihan yang paling tepat. Artinya, saat melakukan evaluasi dari beragam alternatif, preferensi akan diberikan kepada pilihan pertama tadi, yang kemudian akan menjadi pilihan tetap saat proses pengambilan keputusan berakhir. Potensi terjadinya hal tidak etis atau komunikasi yang dipertanyakan dapat muncul, dan bisa menimbulkan bias terhadap pilihan pertama.
Itu lah apa saja yang perlu diperhatikan bagi anda untuk bisa tetap menjaga dan berkomunikasi dengan etis. Dengan anda menerapkan dan memahami setiap model serta strategi komunikasi yang ada, anda akan lebih memahami dan mampu berkomunikasi dengan lebih efektif terhadap individu yang memiliki nilai atau perspektif etika yang berbeda dengan anda.