3 Cara Mudah Mendengarkan dengan Sungguh-Sungguh
Semua orang bisa mendengarkan, namun hanya sedikit di antara mereka yang dapat memahami pesan yang disampaikan dengan menyeluruh. Anda mungkin salah satu orang yang pernah mengalaminya juga. Tidak dapat memahami pesan bisa terjadi karena Anda tidak mendengarkan dengan sungguh-sunguh.
Mendengarkan dengan sungguh-sungguh tidak hanya bertujuan untuk memahami pesan. Melainkan, sebagai upaya menjalin dan merekatkan hubungan sosial Anda dengan orang lain. Menjadi pendengar yang baik akan mendorong kepercayaan orang lain kepada Anda. Alasannya, Anda dianggap memiliki kepedulian yang besar. Sehingga, hubungan yang erat akan tercipta.
Sekarang, Anda sudah mengetahui tentang pentingnya mendengarkan pembicaraan orang lain dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, apakah Anda sudah menerapkannya dengan benar? Jika Anda merasa belum menjadi pendengar yang baik, berikut adalah cara mudah agar dapat mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
3 Cara untuk Mendengarkan dengan Sungguh-Sungguh
Anda bisa belajar untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh dengan melakukan tiga cara berikut ini:
- Mendengarkan dengan Mata, Hati, dan telinga
Mendengarkan dengan telinga saja tidak cukup. Itu karena tujuh persen komunikasi yang efektif terkandung dalam kata-kata yang Anda gunakan. Sedangkan sisanya, berasal dari bahasa tubuh dan suara.
Bahasa tubuh menyumbang persentase sebesar 53 persen, sementara cara seseorang menggunakan suara akan mempengaruhi efektivitas komunikasi sebesar 40 persen. Jadi, bisa dikatakan bahwa aspek komunikasi yang paling penting bukan dari kata-kata, melainkan bahasa tubuh dan suara.
Maka dari itu, Anda perlu memperhatikan bahasa tubuh dan penggunaan suara seperti apa yang digunakan oleh pembicara. Sehingga, Anda akan mampu memahami makna pesan dengan lebih mendalam.
Anda juga perlu menggunakan hati saat mendengarkan seseorang berbicara. Perlu adanya ketulusan dan kepedulian dari Anda agar pembicara merasa dihargai dan didengarkan. Sehingga, pembicara pun dapat menyampaikan pesan dengan lebih baik dan menyeluruh.
Jika Anda mau menggunakan mata dan hati saat mendengarkan, maka Anda akan mudah menemukan detail dari ekspresi maupun gerak tubuh pembicara yang mungkin sulit untuk dilihat dengan sekilas. Detail tersebut akan mencerminkan perasaannya yang paling dalam dari pembicara yang mungkin tidak ia tunjukkan lewat kata-kata.
Kepedulian yang Anda tunjukkan, meskipun itu sangat kecil, namun dapat memberi harapan dan semangat baru kepada mereka.
- Menggunakan Sepatu Orang Lain
“Anda baru bisa berjalan menggunakan sepatu orang lain, jika Anda terlebih dahulu melepas sepatu Anda.” Maksud dari kalimat tersebut, Anda tidak akan bisa memahami orang lain jika Anda tidak berusaha atau tidak mau memosisikan diri seperti apa yang mereka rasakan.
Setiap orang tentu memiliki sudut pandang masing-masing dan pandangan tersebut terkadang bisa berbeda satu sama lain. Namun, ini bukan menjadi alasan timbulnya perpecahan. Sudut pandang tidak pernah salah karena timbul dan terbentuk dari pengalaman masing-masing individu yang akhirnya membentuk cara berpikir seseorang.
Anda akan mampu mengerti cara berpikir seseorang, jika Anda mau sedikit menggeser sudut pandang Anda. Kemudian, mencoba berpikir seperti orang tersebut. Jika Anda mau dan mampu melakukannya,maka Anda akan dapat memahami orang lain dengan lebih baik.
- Lakukan Pencerminan atas Ucapan Orang Lain
Lakukan pencerminan artinya Anda berpikir layaknya cermin. Cermin berusaha menduplikasi diri seseorang, namun cermin tidak pernah menghakimi. Inilah yang perlu Anda lakukan jika ingin berusaha memahami orang lain.
Pencerminan dilakukan dengan cara mengulangi perkataan maupun perasaan lawan bicara dengan gaya bahasa Anda sendiri. Mencerminkan bukanlah meniru karena dua hal ini sangat berbeda.
Perbedaan antara meniru dan bercermin, yaitu:
- Anda tidak mengulangi kata, namun mengulangi makna
- Anda tidak menggunakan kata-kata yang sama, namun menggunakan kata-kata Anda sendiri
- Anda tidak bersikap dingin dan acuh, namun menjadi hangat dan perhatian
Contoh meniru seperti ini:
- Irene berkata, “Bunga, saya mengalami hal buruk di kantor.”
- Bunga mengulang perkataan Irene, menjadi “ Kamu mengalami hal buruk di kantor.”
Sedangkan bercermin akan seperti ini:
- Irene berkata, “Bunga, saya mengalami hal buruk di kantor.”
- Bunga mencerminkan perkataan Irene, menjadi, “Kamu merasa bahwa keadaanmu di kantor sedang tidak baik,” Atau “Seperti yang saya lihat, kamu mengalami hal buruk di kantor.”
Jika Anda ingin berlatih dan menerapkan pencerminan, Anda bisa menggunakan beberapa frasa pencerminan berikut ini:
- “Sepertinya Anda merasa . . .”
- “Jadi, seperti yang saya lihat . . .”
- “Saya dapat melihat bahwa Anda merasa . . .”
- “Anda merasa bahwa . . .”
- “Jadi, yang Anda katakan adalah . . .”
Manfaat dari pencerminan adalah Anda berusaha memahami perkataan ataupun perasaan orang lain tanpa perlu membuatnya merasa kesal atau marah. Dengan begitu, orang tersebut akan merasa nyaman untuk berbicara kepada Anda hingga memberikan informasi yang lebih detail dan mendalam.
Lakukan ketiga cara tersebut agar Anda dapat mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya sekadar memahami pesan yang disampaikan, namun Anda akan mampu memahami perasaan ataupun pemikiran orang lain. Sehingga, pada akhirnya, Anda dapat membangun hubungan sosial yang baik dan berkualitas.