Back

Hindari 5 Gaya Mendengarkan yang Buruk

Aktivitas mendengarkan bisa dilakukan dengan banyak gaya. Namun, ada lima gaya mendengarkan yang paling buruk untuk diterapkan. Anda perlu menghindarinya agar menjadi lawan bicara dengan baik dan menyenangkan.

Mendengarkan adalah salah satu aspek utama dalam berkomunikasi. Tujuan dari mendengarkan adalah memahami maksud dari pesan yang disampaikan oleh lawan bicara. Anda perlu mendengarkan dengan gaya yang benar agar tercipta komunikasi yang efektif.

Namun, pada kenyataannya, masih banyak orang yang mendengarkan dengan gaya yang buruk. Hingga komunikasi di antara keduanya tidak berjalan lancar dan efektif. Hal ini pun dapat meningkatkan risiko keretakan hubungan antara pembicara dan pendengar.

5 Gaya Mendengarkan yang Buruk

Ada lima gaya mendengarkan yang buruk, yaitu melamun, pura-pura mendengarkan, mendengarkan secara selektif, hanya mendengarkan kata-kata, dan mendengarkan dengan berpusat pada diri sendiri.

Berikut ini, penjelasan dari kelima gaya mendengarkan yang buruk. Simak dengan baik agar Anda dapat menghindarinya.

  • Melamun

Melamun yaitu kondisi di mana Anda terlihat mendengarkan seseorang berbicara, namun pikiran Anda berada di tempat lain. Dengan kata lain, Anda memikirkan hal lain di luar pembicaraan yang sedang berlangsung. Sang pembicara mungkin memiliki sesuatu hal yang penting untuk disampaikan, namun Anda tidak akan memahami pesan tersebut dengan baik. Lebih buruk lagi, Anda tidak akan ingat apa yang dikatakan oleh sang pembicara tersebut.

  • Berpura-Pura Mendengarkan

Gaya mendengarkan yang buruk dan paling sering terjadi adalah berpura-pura mendengarkan. Anda sebenarnya tidak tertarik dengan percakapan tersebut, namun berusaha untuk tetap memperhatikan. Anda pun memberi kesan mendengarkan dengan memberi komentar, seperti “Ya, eeemm, oh, wow,” dan sebagainya.

Berpura-pura mendengarkan, biasanya akan disertai dengan bahasa tubuh yang alami. Sehingga, bahasa tubuh tersebut akan memberi sinyal kepada pembicara yang membuatnya merasa kesal, marah, tidak dihargai, ataupun tidak dipedulikan. Ini akan berdampak pada kepercayaan pembicara kepada Anda.

  • Mendengarkan secara Selektif

Mendengarkan secara selektif artinya Anda hanya mendengarkan dan memperhatikan percakapan yang menarik bagi Anda. Kemudian, bagian yang menarik itu akan Anda sambungkan dengan pengalaman pribadi Anda. Alhasil, bukannya mendengarkan pembicara, Anda malah asyik bercerita.

Di sisi lain, Anda mungkin tidak ikut bercerita, namun Anda tidak akan mendengarkan keseluruhan dari pesan. Akibatnya, Anda tidak akan memahami sang pembicara dengan baik.

  • Hanya Mendengarkan Kata-kata

Anda mungkin memperhatikan setiap kata dari yang diucapkan oleh pembicara. Akan tetapi, itu hanya sekadar kata, tidak disertai dengan memperhatikan bahasa tubuh, perasaan, emosi atau makna yang tersembunyi dibalik kata-kata tersebut. Dampaknya, Anda tidak akan benar-benar memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.

  • Mendengarkan dengan Berpusat pada Diri Sendiri

Gaya mendengarkan yang buruk terakhir, yaitu mendengarkan dengan berpusat pada diri sendiri. Maksudnya, Anda melihat segala sesuatu dari sudut pandang Anda sendiri. Tidak mau mencoba menempatkan diri di posisi orang lain. Ini yang akhirnya membuat Anda terlihat egois.

Ciri-ciri Anda menjadi pendengar yang berpusat pada diri sendiri, yaitu sering mengucapkan kata-kata yang serupa dengan “Oh, saya sangat mengerti bagaimana perasaan Anda saat ini,” atau “Oh saya juga pernah merasakannya.”

Jika Anda mampu menghindari kelima gaya mendengarkan yang di atas, maka peluang Anda untuk menjadi pendengar yang baik dan mampu memahami orang lain akan semakin besar. Di sisi lain,  Anda akan menciptakan hubungan yang erat dengan sang lawan bicara.