Back

9 Tips Meningkatkan Empati Anda Di Lingkungan Kerja

Apakah yang ada di benak Anda ketika Anda mendengar kata empati? Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami atau merasakan apa yang dialami oleh orang lain, atau kemampuan untuk meletakkan diri di posisi orang lain. Empati tidak hanya penting ketika Anda membangun hubungan dengan keluarga atau teman Anda, melainkan juga penting untuk Anda gunakan di lingkungan kerja. Mungkin Anda berpikir, bahwa lingkungan kerja adalah lingkungan profesional, akan sangat tidak etis atau akan mengganggu progrespekerjaan Anda jika Anda perlu berempati dengan orang-orang di tempat kerja. Pikiran seperti itu tidak benar. Empati sangat berguna bagi Anda dan bahkan akan memperlancar pekerjaan Anda di tempat kerja.

Bahkan menurut Dr. Daniel Goleman yang membahas mengenai What Makes a Leader dalam Harvard Business Review, empati itu sangat penting terutama dalam diri pemimpin. Empati dapat meningkatkan kinerja tim atau mengikuti cepatnya pertumbuhan dan pergerakan globalisasi serta kemampuan untuk mempertahankan keterampilan. Pemimpin yang mampu berempati dapat menggunakan ilmu yang mereka miliki untuk dapat meningkatkan perusahaan dan karyawannya dengan cara yang halus tetapi juga penting. Maka dari itu, Anda perlu meningkatkan dan mengasah kemampuan berempati yang Anda miliki. Tidak usah khawatir jika Anda belum terbiasa berempati, karena empati sendiri adalah sebuah otot emosional yang dapat Anda tingkatkan ketika sering Anda gunakan.

Berikut adalah 9 tips yang dapat Anda lakukan untuk bisa mengasah dan meningkatkan kemampuan berempati yang Anda miliki.

  1. Mendengarkan

Mendengarkan yang dimaksud bukan hanya sebatas mendengarkan ketika orang berbicara. Tetapi Anda perlu mendengarkan dengan sungguh-sungguh, fokus kepada orang yang berbicara dan pahami apa yang dibahas dengan telinga, mata, dan hati Anda. Ketika Anda berkomunikasi dengan seseorang, seringkali orang tersebut atau bahkan Anda akan melakukan komunikasi non-verbal yang mengiringi komunikasi verbal Anda. Anda juga perlu memperhatikan komunikasi non-verbal ini, seperti bahasa tubuh, intonasi dan nada suara, atau emosi yang Anda rasakan dalam bahasa atau apa yang disampaikan agar Anda bisa memahami lebih mendalam mengenai apa yang sedang dibicarakan.

Salah satu teknik mendengarkan yang baik dan efektif adalah mendengarkan dengan aktif. Yaitu di mana Anda mendengarkan seseorang yang sedang berbicara dengan sungguh-sungguh dan tulus, kemudian mengajukan pertanyaan ketika ada hal yang belum Anda pahami dengan jelas untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman atau miskomunikasi. Penting bagi Anda untuk melakukan ini karena Anda bisa saja melewatkan informasi penting jika Anda tidak melakukan klarifikasi. Di sisi lain, Anda dapat menunjukkan kepada lawan bicara Anda bahwa Anda menghargai mereka dan tertarik untuk mendengarkan pembicaraan lebih lanjut.

  1. Tidak Menginterupsi

Bayangkan ketika Anda sedang berbicara kemudian rekan Anda atau ada seseorang yang memotong pembicaraan Anda. Apakah yang Anda rasakan? Tentu tidak menyenangkan bukan? Begitu juga yang dirasakan oleh orang lain ketika mereka diinterupsi. Atau ketika seseorang hendak menyampaikan sesuatu atau menyampaikan kekhawatiran yang mereka miliki, kemudian Anda langsung memotong dan memberikan nasihat atau saran bahkan sebelum mereka berbicara. Jangan Anda melakukan hal tersebut, Anda perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan, dan menghargai mereka sebagai individu. Jika Anda merasa bahwa Anda mengetahui persis apa yang mereka ingin sampaikan, Anda tetap harus mendengarkan terlebih dahulu. Biarkan mereka mengutarakan pendapatnya, dan jika mereka sedang ditimpa masalah atau sedang mengatasi situasi yang rumit, Anda jangan sampai terburu-buru untuk memberikan nasihat. Dengarkan mereka, karena bisa saja yang mereka butuhkan adalah telinga yang mendengarkan. Ketika mereka membutuhkan saran atau masukan dari Anda, rekan kerja Anda akan meminta sendiri kepada Anda. Apabila mereka tidak meminta saran, maka Anda hanya perlu mendengarkan saja.

  1. Perhatikan Komunikasi Non-Verbal

Dalam berkomunikasi, tentunya tidak hanya bertukar kata yang terucap dari mulut Anda yang terjadi. Tetapi juga akan ada komunikasi non-verbal, yaitu komunikasi yang muncul berdasarkan bahasa tubuh, intonasi dan nada bicara, gesture, atau ekspresi wajah. Kenalilah dan perhatikan komunikasi non-verbal lawan bicara Anda. Karena apa yang disampaikan secara verbal bisa saja berbeda dengan apa yang sebenarnya mereka rasakan. Dan hal-hal non-verbal ini cenderung lebih sulit untuk dipalsukan. Maka dari itu Anda perlu memperhatikan dengan seksama lawan bicara Anda dan memahami konteks dari percakapan Anda.                                                       

  1. Gunakan Nama

Akan jauh lebih berarti ketika seseorang dipanggil dan diajak berbicara dengan nama mereka. Sebaiknyahafalkan nama rekan-rekan Anda, dan juga mungkin nama keluarga mereka. Sehingga ketika Anda sedang berbicara dengan rekan Anda, Anda bisa menyebut nama mereka ketimbang hanya bertanya, “Bagaimana kabar anakmu di rumah.” Lawan bicara Anda akan merasa jauh lebih dekat dibandingkan ketika Anda tidak menyebut nama mereka atau nama anggota keluarga mereka. Tentunya Anda akan merasa dihargai dan diperhatikan bukan jika seseorang memanggil atau menyebut nama Anda dengan benar ketika sedang berbicara.

  1. Hadir Secara Penuh

Era teknologi terbaru seperti saat ini memang membuat kita tidak bisa lepas dari peralatan elektronik sebagai sumber komunikasi ataupun membantu pekerjaan kita, bisa itu smartphone atau komputer Anda. Akan tetapi ketika sedang berbicara dengan orang lain, sebaiknya Anda jangan sampai mengalihkan pandangan ataupun perhatian Anda dari orang tersebut. Hadirlah secara penuh dan dengarkan lawan bicara Anda dengan baik. Jangan Anda berbicara dengan orang sambil memperhatikan smartphone Anda, atau mungkin sambil mengerjakan pekerjaan Anda di komputer. Orang akan merasa lebih dihargai ketika Anda berbicara dan berfokus pada mereka. Tentunya Anda pun juga akan merasa lebih dihargai ketika orang lain fokus pada Anda saat Anda berbicara bukan?

  1. Senyum

Senyum adalah ibadah. Senyuman Anda juga dapat memberikan kebahagiaan kecil kepada orang yang menerimanya. Ramahlah kepada semua orang dan murah senyumlah kepada siapa pun yang Anda temui. Mereka akan merasa bahwa Anda adalah orang yang ramah dan terbuka serta mudah didekati. Selain Anda dapat memberikan kebahagiaan dan energi positif kepada orang lain yang Anda berikan senyuman, Anda pun akan menerima keuntungan dari keramahan yang Anda tebarkan. Orang lain akan jauh lebih menyukai Anda yang murah senyum ketimbang hanya berpapasan tanpa menyapa.

  1. Memberi Dukungan

Tunjukkan kepada rekan Anda bahwa Anda ada dan siap membantu ketika dibutuhkan. Berikan mereka dukungan moral dan emosional, terutama bagi orang-orang yang cenderung pendiam atau pemalu. Misalkan ketika rapat berlangsung, dukung rekan Anda yang pendiam untuk berbicara, dan berikan mereka dukungan sosial bisa berupa afirmasi atau senyuman yang menunjukkan bahwa mereka telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini dapat mendorong rekan Anda tersebut untuk di saat berikutnya mau berbicara kembali. Berempati adalah untuk memahami dan merasakan apa yang orang rasakan di situasi yang sedang dialaminya, tentunya Anda ketika membutuhkan dukungan mental pasti akan sangat menghargai ketika ada orang lain yang membantu Anda bukan? Begitu juga dengan rekan Anda. jadilah rekan yang senang membantu, maka suatu saat rekan-rekan Anda pun juga akan membalas jasa Anda dan membantu serta mendukung Anda di saat-saat sulit.

  1. Memberi Pujian yang Tulus

Ketika Anda melihat bahwa rekan Anda telah melakukan sesuatu dengan benar dan baik, berikanlah mereka pujian yang tulus. Ketika Anda memberikan pujian kepada rekan Anda secara tulus mengenai apa yang sudah mereka kerjakan, maka Anda dapat meningkatkan hubungan yang Anda miliki dengan rekan tersebut. Anda juga secara tidak langsung mendorong rekan Anda untuk mempertahankan kinerja mereka dan bahkan mendorong untuk menjadi lebih baik lagi. Anda juga menunjukkan bahwa Anda memperhatikan orang lain dan menghargai hasil kerja keras yang dilakukan oleh orang lain.

  1. Tertarik Secara Personal

Tunjukkan bahwa Anda tertarik untuk berhubungan dengan rekan Anda tidak hanya sebatas membahas mengenai pekerjaan atau hal-hal seputar masalah kantor, tetapi juga mengenai kehidupan mereka. Anda bisa bertanya mengenai hobi yang dimiliki rekan Anda, siapa tahu Anda memiliki hobi yang sama dan bisa menjadi lebih akrab dengan satu sama lain. Atau Anda juga bisa membahas mengenai keluarga, tantangan, atau bahkan aspirasi yang dimiliki satu sama lain. Ketika Anda dan rekan Anda saling mendengarkan dan berbagi mengenai hal yang lebih pribadi atau personal, maka tingkat kedekatan dan rasa percaya yang tumbuh antara Anda dan rekan Anda pun juga akan meningkat.

Itulah 9 tips yang dapat Anda lakukan untuk bisa mengasah dan meningkatkan kemampuan berempati yang Anda miliki.

 

Citation:

Martinuzzi, B. (2009-2020). The Leader as A Mensch: Become the kind of Person Others Want to Follow.

https://www.mindtools.com/community/pages/article/newLDR_75.php 

MindTools. 2020 5 Mei. What’s empathy got to do with it.

https://www.mindtools.com/community/pages/article/newLDR_75.php